Persaingan

persaingan
Persaingan (kompetisi) dalam suatu komunitas dapat dikelompokkan menjadi dua jika dilihat dari asalnya yakni persaingan yang berasal dari dalam populasi jenis itu sediri yang disebut intraspesifik dan persaingan yang berasal dari luar populasi tersebut yang disebut ekstraspesifik. Proses persaingan merupakan bagian dari ko-evolusi spesies, karena strategi spesies dalam persaingan merupakan arah seleksi spesies yang menentukan keberhasilan spesies tersebut dalam mempertahankan suatu tingkat kerapatan populasi tertentu dalam lingkungan hidupnya.

Di daerah subtropik seleksi alam lebih banyak ditentukan oleh kondisi lingkungan fisik yang ekstrim, sedangkan di daerah tropik faktor utama yang mengendalikan seleksi alam adalah persaingan antar komponen biologik. Tajamnya kompetisi di daerah tropik telah memaksa spesies-spesies organisme yang hidup di dalamnya untuk memiliki daya adaptasi yang tinggi (Krebs, 1985).

Persaingan terjadi karena kebutuhan yang sama terhadap suatu sumberdaya. Misalkan untuk hewan saling bersaing untuk memperebutkan makanan ataupun ruang tempat beraktivitas. Sedangkan pada tumbuhan bisa terjadi karena kebutuhan yang sama terhadap cahaya, unsur hara, air, ruang dan kebutuhan lainnya.

Dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan, seperti layaknya di hutan, akan terjadi persaingan antara individu-individu baik dari satu maupun berbagai jenis (spesies). Hal ini dikarenakan mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang sama, misalnya dalam hal lima mineral, tanah, air, cahaya dan ruang hidup.
Persaingan ini menyebabkan terbentuknya susunan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang khas, baik bentuk, macam, jumlah, dan jenis jumilah individunya yang disesuaikan dengan keadaan tempat tumbuhnya.
Jenis pohon tertentu mempunyai suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan jenis pohon lain, termasuk anakannya sendiri. Pengaruh dari zat penghambat tersebut disebut allelopa­thy, yang dapat berupa:
  • Keluarnya zat dari akar untuk menghambat pertumbuhan dari tanaman sejenis atau tanaman lain.
  • Keluarnya zat pada daun tanaman yang kemudian tercuci air hujan dan menghambat pertumbuhan tanaman lain.
  • Adanya kandungan zat pada tanaman yang pada waktu hidup tidak bereaksi apa-apa terhadap tanaman lain, tetapi setelah tanaman tersebut mati zat akan lepas terurai di dalam tanah.



Contoh:
  • Pinus merkusii, yang guguran-guguran daunnya dapat menghambat pertumbuhan jenis jenis lain. Hanya tumbuhan jenis tertentu saja yang mampu bertahan hidup. Misalnya, kirinyuh (Euphatorium ordonatum).
  • Alang-alang (Imperata cylindrica), yang cepat menguasai daerah sehingga tumbuh-tumbuhan lain tidak mampu bertahan hidup, kecuali Vitex pubescen yang tahan api.
  • Pisang (Musa sp.), yang rumpunnya melebar ke tepi pangkalnya, dan jika membusuk akan mengeluarkan zat racun.


Artikel Terkait :



Berbicara Tentang Hutan
big tree
Pohon-Pohon Menakjubkan
Ruang Lingkup Ekologi Hutan
Kuliah Kehutanan
Kuliah Biologi Umum
Kuliah Ekologi Umum
Kuliah Silvikultur
Kuliah Silvikultur Hutan Tropika
Tipe-tipe Hutan Tropis
Faktor-faktor yang mengontrol siklus
hara pada hutan hujan tropis
Proses Fotosintesis
Abrasi Pantai



ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer